Rabu, 02 Mei 2012

Keterampilan Dasar Mengajar 1 dan 2

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR I

    KETERAMPILAN MEMBUKA PEMBELAJARAN
A.    Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan secara teratur, logis dan sistematis dari mulai kegiatan membuka, inti, dan kegiatan menutup pembelajaran.  Penerapan setiap langkah pembelajaran tersebut semuanya diarahkan pada upaya membelajarkan siswa, yaitu bagaimana agar dengan kegiatan membuka, kegiatan inti dan kegiatan menutup pembelajaran yang dilakukan oleh guru, berfungsi sebagai instrumen pembelajaran yang dapat memfasilitasi kemudahan belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) pada dasarnya adalah bentuk-bentuk perilaku (kemampuan) yang bersifat khusus dan mendasar (most spesific instructional behaviours) yang harus dimiliki guru sebagai modal dasar untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajaran secara profesional.
B.    Hakikat Membuka Pembelajaran (set induction) 
Membuka pembelajaran (set induction) adalah kegiatan yang dilakukan untuk memulai pembelajaran. Seperti lazimnya dalam setiap kegiatan, kita sering mendengar ada acara pembukaan, yaitu kegiatan mengawali sebelum memasuki kegiatan pokok. Demikian halnya dalam pembelajaran, kegiatan pembukaan adalah kegiatan mengawali sebelum memasuki kegiatan inti pembelajaran.
Pembukaan yang baik akan mengantarkan atau mengkondisikan kegiatan tahap berikutnya dengan lebih lancar dan berkualitas. Sebaliknya bila pada pembukaan tidak mampu memberikan gambaran yang utuh dan mengkondisikan suasana, maka akan mengalami kesulitan untuk tahap kegiatan berikutnya.
1.    Pengertian Membuka Pembelajaran
Keterampilan membuka pembelajaran pada dasarnya adalah kegiatan, aktivitas atau usaha yang dilakukan guru untuk memulai pembelajaran. Membuka pembelajaran (set induction) adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kondisi yang siap mental, menumbuhkan perhatian serta meningkatkan motivasi siswa agar terpusat pada kegiatan belajar yang akan dilakukan. Kegiatan membuka pembelajaran bukanlah kegiatan basa-basi tanpa arah yang jelas. Dengan membuka pembelajaran dimaksudkan untuk mengkondisikan siap mental bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu guru dituntut melatih diri untuk memiliki keterampilan membuka pembelajaran  dengan baik dan tepat.
Kegiatan membuka pembelajaran, walaupun diartikan sebagai suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan guru untuk memulai pembelajaran, dalam penerapannya tidak hanya dilakukan satu kali ketika mengawali pembelajaran saja. Membuka pembelajaran dapat dilakukan dalam setiap penggal kegiatan inti selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
2.    Tujuan dan Manfaat Membuka Pembelajaran
Kegiatan membuka pembelajaran tidak cukup hanya dengan melakukan kegiatan yang bersifat administrasi seperti mengecek kehadiran siswa, menyiapkan alat-alat pelajaran, mempersiapkan buku sumber dan kegiatan administrasi lainnya. Membuka pembelajaran selain untuk mempersiapkan hal-hal yang bersifat teknis administrasi, terutama harus memfokuskan pada upaya mengkondisikan kesiapan baik fisik dan mental. Perhatian dan motivasi siswa untuk mengikuti kegiata inti pembelajaran.
Mengacu pada batasan kegiatan membuka pembelajaran seperti dijelaskan diatas, maka tujuan dari keterampilan membuka pembelajaran adalah:
a.    Menciptakan kondisi kesiapan mental siswa untuk mengikuti pembelajaran.
b.    Membangkitkan perhatian dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran.
c.    Memberikan gambaran yang jelas batas-batas tugas atau kegiatan yang harus dilakukan siswa.
d.    Memberikan gambaran yang jelas tujuan atau kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
e.    Memberikan gambaran yang jelas pengalaman atau kegiatan-kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan.
f.    Menyadarkan siswa pentingnya mencapai tujuan atau kompetensi yang ditetapkan dan hubungannya dengan kehidupan nyata sehari-hari.
3.    Komponen-komponen dalam Membuka Pembelajaran
Unsur-unsur yang dapat dijadikan alternatif dalam kegiatan membuka pembelajaran:
a.    Menarik perhatian siswa.
    Gaya mengajar guru
    Menggunakan multi metoda
    Pola pembelajaran yang bervariasi
    Tempat belajar
b.    Menumbuhkan motivasi siswa
    Kehangatan dan antusias
    Menimbulkan rasa ingin tahu
    Membuat ide yang bertentangan
    Perbedaan individual
c.    Memberi acuan
Acuan dalam pembelajaran adalah gambaran singkat atau deskripsi yang menginformasikan ruang lingkup materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
d.    Membuat kaitan
4.    Prinsip Kegiatan Penggunaan
a.    Kebermaknaan
b.    Berurutan dan Berkesinambungan

    KETERAMPILAN MENUTUP PEMBELAJARAN

A.    Latar Belakang
Setelah kegiatan inti pembelajaran, maka tahap berikutnya adalah kegiatan menutup pembelajaran atau sering disebut “penutupan” (closure). Penutupan pembelajaran adalah upaya mengakhiri sementara dari seluruh aktivitas yang telah dilakukan selama pembelajaran. Penutupan juga dimaksudkan untuk menandai telah berakhirnya proses pembelajaran sekaligus untuk mendapatkan gambaran hasil yang dicapai dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.
B.    Hakikat Menutup Pembelajaran (closure)
1.    Pengertian Menutup Pembelajaran
Menutup pembelajaran pada dasarnya adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran (Soli Abimanyu, 1984). Kegiatan inti pembelajaran bisa berlaku dan diterapkan dalam berbagai kemungkinan. Jika dalam satu program pembelajaran memiliki tiga tujuan atau komponen yang harus dikuasai siswa, maka paling sedikit ada tiga kegiatan inti untuk mencapainya.
2.    Tujuan dan Manfaat Menutup Pembelajaran
Kegiatan menutup pembelajaran tidak hanya melalui kegiatan yang bersifat administrasi seperti menyampaikan pengumuman, memberikan tugas, lalu berdo’a dan salam. Menutup pembelajaran harus diarahkan pada sasaran atau tujuan yang lebih luas lagi, seperti:
a.    Untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
b.    Memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
c.    Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah diperoleh siswa, sekaligus berfungsi sebagai umpan balik bagi guru.
d.    Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan proses dan hasil pembelajaran yang telah dicapai siswa.
3.    Komponen-komponen Menutup pembelajaran
Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam menutup pembelajaran antara lain:
a.    Meninjau Kembali (meriviu)
b.    Menilai
c.    Menyimpulkan
d.    Tindak lanjut
4.    Prinsip-Prinsip penggunaan
a.    Kebermaknaan
b.      Berurutan dan Berkesinambungan
    KETERAMPILAN MENJELAKAN
A.    Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses komunikasi, mengkomunikasi pesan (materi) pembelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu komunikasi yang sering digunakan oleh guru (mendominasi) dalam kegiatan pembelajaran yaitu komunikasi verbal (lisan) dengan cara menjelaskan materi kepada siswa.
Dalam setiap pembelajaran tidak terlepas dari aspek menjelaskan yaitu untuk membuat sesuatu menjadi semakin lebih jelas, dapat dimengerti dan dipahami. Menjelaskan merupakan suatu aktivitas yang sangat penting dikuasai oleh calon guru. Hal ini mengingat inti dari pekerjaan guru adalah komunikasi dengan siswa.
B.    Hakikat Keterampilan Menjelaskan
1.    Pengertian Keterampilan Menjelaskan
Secara etimologis kata “menjelaskan” bermakna membuat sesuatu menjadi jelas. Menurut Raflis Kosasi (1985) menjelaskan berarti mengorganisasikan isi pelajaran dalam urutan yang terencana sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Lebih lanjut ia mengatakan penjelasan adalah penyajian informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, sebab-akibat, antara yang diketahui dengan yang belum diketahui.
2.    Tujuan, Manfaat dan Pentingnya Keterampilan Menulis
Salah stu indikator untuk mengetahui tingkat kualitas pembelajaran yaitu adanya kemampuan untuk melakukan “transfer”. Adapun yang dimaksudkan transfer dalam belajar, yaitu manakala siswa mampu menjelaskan konsep-konsep yang telah dikuasainya kedalam bentuk kegiatan lain yang terkait pada situasi lain. Keterampilan menjelaskan harus dikuasai oleh guru dengan tujuan:
a.    Untuk membimbing siswa memahami dengan jelas terhadap sesuatu yang dipelajari.
b.    Untuk membimbing siswa memahami konsep, hukum, dalil dan unsur-unsur yang terkait dengan sesuatu yang dijelaskan secara objektif dan bernalar.
c.    Untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah melalui penerapan berfikir secara kritis, analitis, logis dan sistematis.
d.    Untuk membantu memenuhi rasa ingin tahu siswa (quriousity) terhadap sesuatu permasalahan yang dipelajari/ dihadapi.
e.    Untuk mendapatkan balikan dari siswa tentang pemahamannya terhadap sesuatu yang dijelaskan.
Manfaat dari keterampulan menjelaskan akan diperoleh terutama dalam hal:
a.    Meningkatkan efektivitas penjelasan atau pembicaraan yang dilakukan, sehingga guru dapat memilij bentuk dan jenis penjelasan yang dapat memperjelas permasalahan dan memiliki makna bagi pembelajaran.
b.    Memproyeksikan tingkat pemahaman yang telah dimiliki siswa melalui penjelasan yang telah dilakukan.
c.    Memfasilitasi siswa memanfaatkan sumber pembelajaran secara luas dan bervariasi.
d.    Memecahkan kekurangan sumber pembelajaran yang dimiliki siswa.
Pentingnya Keterampilan Menjelaskan yaitu:
a.    Tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya.
b.    Penjelasan yang diberikan oleh guru kadang-kadang tidak jelas bagi siswa, tetapi hanya jelas bagi guru sendiri.
c.    Kebiasaan yang masih sering dilakukan dalam pembelajaran dikita yaitu guru cenderung lebih mendominasi kelas, dan sebagian besar kegiatan guru adalah memberikan informasi lisan atau menjelaskan.
d.    Kurangnya sumber yang tersedia yang dapatdimanfaatkan siswa dalam proses belajar.
3.    Unsur-unsur Keterampilan Menjelaskan
Ada dua unsur pokok yang harus dikuasai oleh guru untuk melaksanakan keterampilan menjelaskan yaitu:
a.    Keterampilan Merencanakan Penjelasan
Dalam komunikasi pembelajaran paling sedikit ada tiga komponen utama yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan keterampilan menjelaskan yaitu:
    Merencanakan Pesan (materi) yang akan dijelaskan.
    Saluran/ alat atau media yang akan digunakan untuk menjelaskan.
    Karakteristik siswa sebagai penerima penjelasan.
b.    Keterampilan Melaksanakan Penjelasan
    Kejelasan
    Contoh dan ilustrasi
    Penekanan
    Balikan
4.    Prinsip Keterampilan menjelaskan
Kegiatan memberikan penjelasan dimaksudkan agar siswa memperoleh pemahaman yang jelas berkenaan dengan materi yang dijelaskan. Oleh karena itu dalam memberikan penjelasan harus memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:
a.    Keterkaitan dengan tujuan atau kompetensi
b.    Relevan antara penjelasan dengan materi dan karakteristik siswa
c.    Kebermaknaan
d.    Dinamis
e.    Penjelasan dapat dilakukan diawal, ditengah, ataupun diakhir jam pertemuan, tergantung pada kebutuhannya.

KETERAMPULAN DASAR MENGAJAR 2

    KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI DALAM PEMBELAJARAN
A.    Latar Belakang
Dalam praktek pengajaran, keboanan merupakan masalah yang selalu terjadi dan setiap orang tentu berusaha bagaimana mengatasinya. Kebosanan biasanya terjadi apabila seseorang selalu melihat, mendengar, merasakan atau mengalami peristiwa yang sama secara berulang-ulang dan terus menerus (rutin).
Dalam pembelajaran upaya memunculkan cara atau stimulus yang berbeda itu disebut dengan keterampilan mengadakan “stimulus yang bervariasi”. Melalui kegiatan pembelajaran yang dikembangkan secara bervariasi diharapkan dapat lebih meningkatkan apresiasi siswa utnuk belajar secara lebih aktif sehingga berdampak pada peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Secara umum bentuk variasi dalam pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk yaitu, variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan alat dan media pengajaran, dan variasi dalam pola interaksi pembelajaran.
B.    Pengertian
1.    Pengertian Keterampilan Variasi Stimulus
Menurut Montessori bahwa anak memiliki masa peka terhadap stimulus yang diterima melalui panca inderanya. Dengan demikian panca indera yang dimiliki anak merupakan pintu untuk masuknya informasi. Semakin banyak dan bervariasi informasi yang ditangkap melalui panca indera yang dimilikinya, maka akan semakin banyak dan beragam pula informasi yang diperolehnya.
Jadi variasi stimulus adalah keragaman stimulus yang diberikan, sehingga memungkinkan siswa merespon melelui alat indera yang dimilikinya. Melalui pemberian stimulus yang bervariasi, selain akan memperkaya informasi yang diperoleh siswa, juga akan menjadikan proses pembelajaran dapat berjalan secara dinamis dan tidak membosankan.
2.    Tujuan Mengadakan Variasi Stimulus
   Melalui variasi stimulus dalam pembelajaran antara lain bertujuan:
a.    Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.
b.    Menghilangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang bersifat rutinitas.
c.    Meningkatkan perhatian dan motivasi siswa.
d.    Mengembangkan sifat keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang baru.
e.    Menyesuaikan model pembelajaran dengan cara belajar siswa yang berbeda-beda.
f.    Meningkatkan kadar aktivitas belajar siswa.
3.    Unsur-unsur Keterampilan Variasi Stimulus
Unsur-unsur pokok yang bisa ditempuh untuk mengembangkan variasi stimulus dalam pembelajaran, secara garis besar dikelompokkan kedalam lima jenis yaitu:
a.    Variasi dalam gaya mengajar
b.    Variasi dalam pola interaksi pembelajaran
c.    Variasi dalam penggunaan media pembelajaran
d.    Variasi dalam penggunaan metode pembelajaran
e.    Veriasi dalam penggunaan sumber pembelajaran

C.    Prinsip-Prinsip Penggunaan Variasi Stimulus dalam Pembelajaran
Dalam menerapkan variasi pembelajaran bukan hanya beraneka ragamnya jenis-jenis stimulus pembelajaran yang dikembangkan, melainkan ditentukan pula oleh faktor kualitasnya. Oleh karena itu agar penerapan variasi bisa mencapai sasaran pembelajaran secara efektif, maka beberapa prinsip berikut ini harus menjadi pertimbangan yaitu:
a.    Bertujuan
b.    Fleksibel
c.    Kelancaran dan berkisinambungan
d.    Kewajaran atau tidak dibuat-buat
e.    Pengelolaan yang matang

    KETERAMPILAN BERTANYA DASAR
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari bertanya adalah kegiatan yang tidak pernah terlewatkan, dilakukan oleh setiap orang tanpa mengenal batas usia, dan dilakukan dimana saja ketika si penanya menginginkan informasi terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya.  
Pertanyaan yang diajukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya dilakukan sekedar untuk memperoleh informasi mengenai sesuatu yang ingin diketahuinya. Keterampilan bertanya sangat penting dikuasi oleh calon guru dan para guru, keterampilan bertanya merupakan kunci untuk meningkatkan mutu dan kebermaknaan pembelajaran. Dengan demikian setiap guru harus terampil dalam mengembangkan pertanyaan,
B.    Pengertian Keterampilan Bertanya Dasar
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “bertanya” berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” memiliki arti “cakap dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”. Dengan demikian keterampilan bertanya secara sederhana dapat dirumuskan adalah kecakapan atau kemampuan sesorang dalam menerima keterangan atau penjelasan dari orang lain, atau pihak yang menjadi lawan bicara.
Salah satu bentuk konkrit dari sesorang yang memiliki keterampilan mengembangkan pertanyaan yaitu akan menlahirkan pertanyaan-pertanyaan yang cukup baik. Dengan pertanyaan yang baik akan dapat menggali wawasan atau pengetahuan serta kemampuan berpikir pihak yang ditanya. Pertanyaan adalah alat ukur untuk mendapatkan jawaban atau respon dari sesorang. Pengertian itu menunjukkan betapa pentingnya sebuah rumusan pertanyaan karena merupakan kunci untuk mendapatkan respon yang sesuai harapan dari pihak yang bertanya.
Keterampilan bertanya dasar merupakan pertanyaan pertama dan pembuka.  Jadi merupakan kunci awal untuk menggali informasi atau meminta penjelasan sebelum melanjutkan komunikasi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. Dengan demikian bertanya dasar adalah pertanyaan pokok atau dasar yang berfungsi sebagai stimulus untuk merangsang munculnya jawaban atau respon dari siswa.
C.    Tujuan, Tipe dan Syarat-syarat Bertanya
1.    Tujuan
Secara terperinci tujuan pertanyaan yang dikemukakan oleh Turney (1979) dalam Siti Julaeha diidentifikasi dalam beberapa aspek berikut:
a.    Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik.
b.    Memusatkan perhatian pada masalah tertentu.
c.    Menggalakan penerapan belajar aktif.
d.    Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
e.    Menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara meksimal.
f.    Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
g.    Mengkomunikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif daalam pembelajaran.
h.    Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya tentang informasi yang diberikan .
i.    Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorongmengembangkan proses berpikir.
j.    Mengembangkan kebiasaan menanggapi pertanyaan teman atau pertanyaan guru.
k.    Memberi kesempatan untuk belajar diskusi.
l.    Menyatakan perasaan pikiran yang murni kepada siswa.
2.    Tipe Pertanyaan
Tipe atau bentuk pertanyaan sangat beragam, pengguanaan setiap bentuk pertanyaan tergantung pada tujuan yang diharapkan. Jika diidentifikasi paling tidak ada 6 tipe pertanyaan, yaitu:
a.    Pertanyaan yang menuntut fakta-fakta.
b.    Pertanyaan yang menuntut kemampuan membandingkan.
c.    Pertanyaan yang menuntut kemampuan analisis.
d.    Pertanyaan yang menuntut kemampuan memperkirakan (judgment).
e.    Pertanyaan yang menuntut pengorganisasian.
f.    Pertanyaan yang tidak perlu dikemukakan jawabannya.
3.    Syarat-syarat Pertanyaan
Agar pertanyaan mendapatkan respon yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan, maka ketika menyampaikan pertanyaan untuk tipe atau bentuk pertanyaan manapun hendaknya memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut.
a.    Pertanyaan disampaikan dengan menggunakan kalimat atau bahasa yang mudah ditangkap oleh pihak yang ditanya.
b.    Pertanyaan dijukan secara klasikal, berikan waktu untuk berpikir kemudian baru ditunjuk salah seorang yang diminta untuk menjawabnya.
c.    Beri kesempatan secara adil dan merata kepada setiap siswa untuk mendapatkan pertanyaan.
d.    Penunujukkan siswa yang diminta jawaban tidak dilakukan secara berurutan atau sistematis, akan tetapi harus diusahakan secara acak agar setiap siswa memusatkan perhatian dan memiliki kesiapan untuk menjawab (belajar).
D.    Komponen Keterampilan Bertanya
Komponen-komponen keterampilan membaca:
a.    Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.
b.    Pemberian acuan.
c.    Pemusatan.
d.    Pemindahan giliran.
e.    Penyebaran.
f.    Pemberian waktu berpikir.
g.    Pemberian tuntunan.
E.    Prinsip-prinsip Keterampilan Bertanya Dasar
Prinsip-prinsip pokok yang harus diperhatikan oleh para guru dan  calon guru dalam menggunakan keterampilan bertanya antara lain:
a.    Kehangatan dan keantusiasan.
b.    Memberikan waktu berpikir.
    Mengulangi pertanyaan sendiri.
    Mengulangi jawaban siswa.
    Menjawab pertanyaan sendiri.
    Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban sejenak.
    Mengajukan pertanyaan ganda.
    Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan.

    KETERAMPILAN BERTANYA LANJUT
A.    Latar Belakang
Dalam setiap kegiatan pembelajaran, disadari atau tidak kegiatan bertanya selalu dilakukan. Penggunaan pendekatan, metode, strategi atau teknik pembelajaran apapun “bertanya” selalu ada. Tujuannya bermacam-macam, dari mulai hanya sekedar meminta informasi, klarifikasi, penjelasan atau harapan mendapatkan jawaban yang lebih luas atau mendalam lagi.
B.    Pengertian
Pertanyaan lanjut adalah kelanjutan dari pertanyaan pertama (dasar) yaitu untuk mengorek atau mengungkap kemampuan berfikir yang lebih dalam, analisis, dan komprehensif dari pihak yang diberi pertanyaan (siswa). Keterampilan bertanya lanjut lebih mngutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir, memperbesar partisipasi dan mendorong lawan bicara agar lebih aktif dan kritis mengembangkan kemampuan berpikirnya.
Melalui bertanya lanjut setiap siswa dirangsang untuk aktif berpikir, melakukan berbagai aktivitasbelajar, sehingga proses dan hasil pembelajaran akan lebih dinamis dan berkualitas.oleh karena itu untuk setiap calon guru dan para guru, keterampilan bertanya baik dasar maupun bertanya lanjut harus dilatih dan dikembangkan sehingga akan menjadi kaya kekuatan untuk menunjang kemampuan sebagai tenaga yang lebih profesional.
C.    Tujuan dan Manfaat Bertanya Dasar
Tujuan dan bertanya lanjut dimaksudkan untuk memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengatasi masalah, atau mengembangkan kemauan berpikir secara lebih tajam, analitis dan komprehensif. Secara spesifik tujuan dan manfaat bertanya lanjut adalah:
a.    Mengembangkan kemampuan berpikir siswa untuk menemukan, mengorganisasi, atau menilai atas informasi yang diperoleh.
b.    Meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk dan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan informasi yang lebih lengkap dan relevan.
c.    Mendorong siswa untuk mengembangkan dan memunculkan ide-ide yang lebih kreatif dan inovatif.
d.    Memberikan kesempatan untuk melakukan proses pembelajaran kepada hal-hal yang lebih analitis, rumit dan kompleks.
D.    Penggolongan Pertanyaan Lanjut
Berdasarkan taksonomi dari Bloom, pertanyaan dapat digolongkan kedalam enam kelompok atau jenis, yaitu:
a.    Pertanyaan ingatan (knowledge)
b.    Pertanyaan pemahaman (comprehension)
c.    Pertanyaan penerapan (aplication)
d.    Pertanyaan analisis (analysis)
e.    Pertanyaan sintesis (sintesis)
f.    Pertanyaan evaluasi (evaluation)
E.    Prinsip Penggunaan Bertanya Lanjut
Prinsip-prinsip yang berlaku pada keterampilan bertanya dasar berlaku pula sebagai prinsip bertanya lanjut. Prinsip-prinsip tersebut yaitu  antara lain: kehangatan, keantusiasan, menghindari mengulangi pertanyaan sendiri, mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan ganda, dan pertanyaan yang memancing jawaban serentak.
F.    Komponen-komponen Keterampilan Bertanya Lanjut
a.    Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.
b.    Pengaturan urutan pertanyaan.
c.    Penggunaan pertanyaan pelacak
    Meminta klarifikasi
    Meminta siswa memberikan alasan
    Meminta kesepakatan pandangan
    Meminta ketepatan jawaban
    Meminta jawaban yang lebih relevan
    Meminta contoh
    Meminta jawaban yang lebih kompleks
d.    Peningkatan terjadinya interaksi